Dialog Antar Agama
Sebagai narasumber dalam dialog yang dihadiri
kalangan tokoh agama tersebut yakni Father Leo D Lefebure, SJ, seorang profesor
Teologi di Universitas Georgetown di Washington DC dan Dr. KH. Hodrie Ariev,
pimpinan Seni Kebhinnekaan dari Desa Karangharjo, Kecamatan Silo.
Wabup Jember Kyai Muqit menyampaikan, diskusi ini
merupakan kegiatan yamg sangat konstruktif dan produktif dalam rangka merajut
kebhinekaan dalam pandangan agama. "Kita bersyukur sekali, kegiatan
diskusi yang semacam ini menjadi sesuatu yang sangat penting, tidak hanya bagi
Jember, tetapi juga bagi Indonesia," kata Wabup
Dialog ini juga penting, karena kebhinekaan
mengalami ujian dengan adanya sekelompok pihak yang tidak menerima kebhinekaan.
Di Jember sendiri, lanjut wabup, toleransi dapat
terjalin dengan baik. "Kita lihat pada malam hari ini , tokoh-tokoh agama
bisa berkumpul bersama, bisa berdiskusi bersama," tuturnya.
Wabup berharap, kebersamaan ini tidak hanya pada
tingkat tokoh, tetapi bisa diperluas pada tingkat jamaah. Jika pada tingkat
tokoh bisa rukun bersama, jamaahnya pun rukun bersama
Kepala Sekolah Santo Paulus Romo Antonius mengaku
sangat senang, karena banyak undangan yang hadir dari berbagai kelompok agama
dan kelompok yang lain.
"Kita melihat disini, keindahan Indonesia yang
beragam, yang membahagiakan kami sebagai panitia penyelenggera. Ternyata, di
Jember ini yang berbeda bisa disatukan," ujarnya.
Menurutnya, hal ini adalah kekuatan masyarakat
Jember. Karena itu, jangan sampai Jember diobrak-abrik oleh kelompok yang tidak
bertanggungjawab dan menginginkan perpecahan demi kepentingan sendiri.
Ia berharap dialog yang disebutnya sebagai langkah
kecil itu bisa menwujudkan hal yang besar bagi Indonesia, yaitu persatuan dan
kesatuan bangsa.
"Kita perlu membangun persaudaraan dan
komunitas dari keragaman, sehingga kita membuktikan dari Jember ini sebuah
upaya untuk mewujudkan kesatuan, keragaman, keindahan, kebhinekaan tunggal
ika," ungkapnya.
Antonius mengatakan, target dari acara ini adalah
menggali informasi ilmu pengetahuan dari pastur dan kyai yang ahli dalam dialog
lintas agama. Informasi tentang cara terbaik untuk merajut kebhinekaan sehingga
menghasilkan tenunan keindahan keragaman.
Ketua DPP Paroki St. Yusup Jember Agustinus
Dwijatmoko menyampaikan, Gereja Katolik ingin juga berperan dalam membangun
keberagaman, khususnya di Kabupaten Jember.
"Mari kita rajut kebersamaan. Kita jaga
kebhinekaan ini, agar damai sejahtera terwujud khususnya di Jember,"
ujarnya.
Dwijatmoko mengibaratkan keberagaman dengan gamelan.
Jika ditabuh bersama, gamelan akan menghasilkan suatu instrumen yang terdengar
indah dengan bermacam ragam.
"Demikian juga dengan keberagaman ini. Mari
saling berharmoni untuk membangun sesuatu hal yang sangat menyatukan masyarakat
dengan nilai-nilai Pancasila," tandasnya. (*)
Labels: Pemerintah





0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home