Kantor Perpustakaan Ditutup, Pengunjung Kecewa
Situbondo, Teropong Timur News,
Seorang warga Situbondo yaitu Yuniar mengungkapkan
kekecewaannya saat berjumpa dengan Wartawan Teropong Timur News pada Kantor Perpustakaan
dan Arsip Daerah Situbondo pasalnya dirinya dari rumah sengaja datang ke
Perpustaaan Kamis (21/11/2019), Untuk menemukan Referensi buku bacaan yang
beragam. Perpustakaan daerah merupakan satu satunya wahana belajar. Sebagai
warga masyarakat yang juga senang berkunjung ke perpustakaan di Situbondo,
menurut saya itu cukup menarik. Bukan sekadar mengisi waktu, tetapi
sekaligus bersantai dengan biaya hemat namun bermanfaat. Walaupun hanya sekadar
membaca majalah, atau kisah-kisah dan berbagai jenis bacaan lainnya. Singkat
kata, perpustakaan selalu menjadi tempat di mana infrastruktur informasi dan
sosial saling silang dengan infrastruktur fisik yang (idealnya) mendukung
program tersebut. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang menguasai ilmu
pengetahuan. Dan sumber ilmu pengetahuan itu antara lain berupa buku.
Sedangkan perpustakaan, adalah sebuah sarana bagi mereka yang ingin banyak
membaca buku dengan cara mudah dan murah meriah.
Tetapi, apakah yang
terbayangkan mengenai perpustakaan di Situbondo? Sebagaimana amanat UU
Nomor 43 Tahun 2007, bahwa perpustakaan diselenggarakan berdasarkan asas
pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan, keprofesionalan,
keterbukaan, keterukuran, dan kemitraan. Perpustakaan berfungsi sebagai wahana
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan
kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Dengan Visi “Pencerdasan masyarakat
melalui pemberdayaan perpustakaan”. Namun apa yang terjadi saat saya
mengunjungi perpustakaan Situbondo Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Situbondo ini tutup, bagaimana
mau menjadi elemen pendukung ekosistem
literasi yang kuat jika minat baca masyarakat dibatasi oleh berbagai kegiatan dan
kesibukan yang mengharus kan kantor perpustakaan ditutup, karena sejatinya perpustakaan
harus terus buka sepanjang hari, ini Sesuai amanat menteri pendidikan dan
kebudayaan. “Saya sebagai warga yang sering dating ke perpustakaan mengharap
jika ada kegiatan seperti ini minimal ada yang jaga. Sehingga pengunjung tak
lagi merasakan kekecewaan. Apalagi kegiatannya disana Tertera Study Tiru, Kenapa
Harus tiru tiru apakah situbondo Sudah tidak ada lagi Inovator yang Mampu untuk
membuat Gairah Minat Baca”, cetus Yuniar. (Rina)




0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home